VAw4HBTsJIe15camAdLyxmr6Gko2NgDKdvrlkFP2

Impresi Kawasaki KLX 150


Oke, kali ini saya akan menceritakan sedikit impresi pertama pada motor Kawasaki  KLX 150 tipe G yang saya miliki, pada dasarnya saya memilih motor trail ini adalah  kebutuhan, rumah saya berada dilereng gunung Rogojembangan atau barat daya dataran tinggi Dieng, yang memiliki kontur berupa perbukitan yang akses jalanya berupa tanjakan dan turunan. Rumah saya berada di lereng gunung bukan berarti tempatnya terpencil dan pelosok, melainkan berada di jalan lintas provinsi yang menghubungkan Pekalongan-Banjarnegara-Wonosobo. Pilihan tersebut juga dipertimbangkan untuk commuter saya tiap minggunya untuk pulang Banjarnegara-Wanayasa atau sebaliknya, karena sekolah saya berjarak 33km dari rumah.
                                                                                             
Kenapa saya memilih KLX 150 G? bukan KLX 150 Bf  yang memiliki spesifikasi lebih pro?.  Pada awalnya saya memang memilih KLX 150 BF, tetapi setelah membaca beberapa  review dari Motoblog  yang ada, saya memutuskan untuk memilih yang versi G, alasan pertamanya adalah:

Suspensi Depan
ShockBreaker Depan KLX 150 BF menggunakan model Upside Down yang memang secara penampilan membuat trail lebih gagah, tetapi suspensi UpsideDown yang dipasang pada versi Bf dirasa terlalu keras dan  kurang nyaman untuk meredam benturan  pada bagian depan. Selain itu, kualitas UpsideDown yang terpasang juga dinilai kurang bagus, sering mengalami trouble yaitu Seal Shock yang bocor membuat was-was ketika KLX diajak untuk offroad pada medan yang berat. Bisa kebayang kan? Gimana kalo lagi asik Trabas dihutan malah Suspensinya rusak.

Berbeda dengan KLX 150 G yang mengandalkan suspensi  konvensional telescopic fork, dari  testimoni dan pengalaman teman-teman saya, suspensi telescopic fork KLX 150 G yang diproduksi oleh SHOWA  dirasa lebih nyaman,empuk, efektif untuk meredam benturan dan berkualitas, yang jelas Seal nya aman buat Jumping-jumping di-track, berbeda dengan KLX BF yang UpsideDown-nya   dinilai naggung kenapa ngga sekalian dipasang USD merk KAYABA yang jelas teruji kayak yang dipakai Yamaha YZF untuk kompetisi? Ya jelas lah wong  selisih harga antara tipe G dan Bf ngga seberapa lagian ini motor Dual Sport entry level.

Pada sektor mesin, model frame , kelistrikan dan body kits antara KLX 150 G dan BF sama 100%, yang membedakan hanyalah suspensi Depan dan  Ukuran ban, KLX 150 G memiliki ukuran ban 16-19 inchi, sedangkan pada tipe BF a.k.a Big Foot lebih besar yakni 18-21 Inchi dan juga Suspensi depan milik BF adalah UpsideDown yang sudah diulas tadi di atas.

Kesimpulan dari performa mesin kedua tipe tadi adalah sama persis, ngga ada yang beda sama sekali untuk masalah tenaga dan torsi.


Kesan pertama ketika melihat tampilan motor trail KLX 150 adalah body nya yang ramping dan aerodinamis yang siap menerabas medan offroad  dengan nyaman, ketika motor dihidupkan suara mesin dan muffler ( knalpot)  sangat senyap, saya rasa  lebih senyap dari pada matic Vario Techno dan beat,  karena uji  emisi KLX 150 lolos regulasi EURO  3, bisa juga dibilang ramah lingkungan dari pada motor 4 tak dengan pembakaran konvensional  yang sama-sama menggunakan karburator.

Nafas KLX 150 sangatlah pendek, berbeda dengan streetbike  seperti  Kawasaki Ninja  yang bisa digeber dijalanan dengan sekali tarik tuas gas langsung bisa melaju dengan cepat. Pada KLX 150 nafas pendek dikarenakan motor ini di desain untuk menaklukan  tanjakan-tanjakan ekstrem yang membutuhkan torsi besar, otomatis mesin KLX 150 memiliki Kruk as dan rasio Sproket yang  besar dan berdampak pada mesin menjadi  torque dan tenaga untuk melibas jalan terjal menjadi besar juga, namun dari keistimewaan itu KLX 150 harus mengorbankan Top Speed, selama penggunaan trail ini saya hanya pernah mencapai  top speed  pada 100km/h pada gigi 5, namun  vibrasi yang timbul sangat mengganggu handling pada stang, saya memaklumi ini, KLX 150 tidak didesain untuk balapan di jalan raya namun untuk balapan di Hutan hehe..  Nafas Pendek yang dimaksud yaitu kita  harus rajin ngoper gigi ketika dijalan yang agak landai, misal lagi di lampu merah saat awalan menggunakan gigi 1,dan saat jalan agar bisa melaju cepat kita harus segera mengoper ke gigi 2/3 karena saat gigi 1 dan di gas maks  maka motor akan melengking karena putaran mesin yang cepat.

offroad Telaga Sidringo, Pekasiran, Batur, Banjarnegara

Penggunaan karburator Vacum Keihin.
sebagian besar  rider KLX 150 mengeluh karena penggunan  Karburator Vacum dinilai kurang maksimal untuk mencampur  bahan bakar dan  udara dari filter box menuju mesin sehingga tenaga yang dihasilkan kurang maksimal. Tetapi, menurut saya, pemakaian Karburator Keihin jenis Vacum  sangat cocok, karena penggunan  motor nafas pendek biasanya harus dengan cara diblayyer alias digeber-geber agar tenaga terisi dan lebih torque untuk melibas medan terjal, pernah liat kejuaraan grastrack ?  sangat berbeda dengan MotoGP kalo di GP motor sportnya nafasnya panjang-panjang sekali narik tuas gas reeeeeeeeeet…… nyampe puluhan meter malah mungkin ratusan, sedangkan kalo di grasstrack ridernya narik tuas bunyinya brapp…brappp…brapp …  sambil jumping di lintasan ­haha..
Jika kita mengamati teknik menarik tuas gas, dapat disimpulkan ketika motor trail memakai karbu biasa, yang menggunakan jarum skep untuk mengatur  sedikit/banyaknya bahan bakar yang masuk ke ruang pembakaran, maka dapat dipastikan karburator biasa akan cepat mengalami kerusakan ketika cara  nge-gasnya digeber-geber.  Berbeda dengan karburator Vacum yang memiliki skep tetap namun katup udaranya yang bergerak sesuai tarikan tuas gas, sehingga ketika digeber seperti apapun karburator tetap aman. Jadi, yang jelas pabrik ngga akan semabrangan mendesain motornya, jangan asal modif tapi malah tambah jelek kan aneh?.

Penggunaan Uni-Track link  mono Shock Rear Suspension
Link yang dimaksud pada shockbreaker belakang adalah sambungan dari ujung monoshock ke swing arm, keunggulan dari Link Uni-Track ini adalah monoshock lebih efektif meredam benturan pada ban belakang sehingga sangat nyaman dan stabil ketika jumping atau melibas jalan terjal dengan kecepatan tinggi,  rear Shockbreaker dari SHOWA ini juga bisa diatur tinggkat kekerasanya hingga 5 adjust, tetapi disarankan tidak menyetingnya pada setelan ter-empuk karena agak berbahaya ketika dipakai dijalan raya lalu cornering ditikungan karena roda belakang akan menjadi tidak stabil.

Konsumsi Bahan Bakar
Saya merasakan KLX 150 itu tergolong irit, kenapa? Saya melakukan pengujian konsumsi bahan bakar dengan cara mengisi full tanki bbm dengan pertamax ron 92 dan mencatat oddo meternya, kemudian saya pakai untuk pulang sejauh 39 km (dari pengurangan oddo meter sesudah - sebelum) lalu saya isi kembali tanki hingga full, dan ternyata bensin hanya berkurang 1,2  liter. Jadi konsumsi bbm rata-ratanya adalah 32km/liter, lumayan irit jika dibandingkan dengan motor berkapasitas 150cc yang menggunakan karburator untuk sistem pembakaranya, beban juga berpengaruh, bobot tubuh saya 72 kilogram juga jalan yang saya lalui banyak tanjakanya, mungkin berbeda ketika diuji di jalan yang landai dan rider yang lebih ringan bobotnya.

Tetapi ada satu hal yang menyiksa saya dengan trail ini, yaitu busa jok-nya yang tipis dan keras membuat bokong ngga bisa betah lama-lama disini, apalagi yang bonceng uhh…   bakal semutan  kalo lebih dari 2 jam di jok yang kaya gitu, pegel bro…

Kesimpulanya, motor ini sangat nyaman untuk perjalanan singkat melewati rute-rute yang aksesnya sulit dijangkau, untuk perjalanan jauh sebenarnya juga nyaman kalo bisa ngakalin misal, untuk joknya dikasih busa tambahan kalo ngga dipasangi bantal.


Edisi Survey Lahan Resapan Air Wanapriya, Kab. Batang
Telaga Wurung, Pekasiran, Batur, Banjarnegara


Camping Ground Sikunir, Sembungan, Wonosobo

Havid Adhitama
An Licenced Amateur Radio, Travel Enthusiast, Love about Nature, Sosio-Culture And Outdoor Activity.

Related Posts

Post a Comment