Beberapa waktu yang
lalu saya berkesempatan untuk terbang ke Thailand, agak terkejut sebenarnya
ketika mendapatkan kesempatan ini. Sebab di tengah-tengah hecticnya
perkuliahan, tiba-tiba tawaran ini menghampiri saya. Tanpa berpikir panjang,
tentu saja saya terima tawaran untuk ke Thailand meskipun belum tahu saya harus
ngapain di sana.
Saya dihubungi pertengahan Agustus 2023, sedangkan event berlangsung pada bulan Oktober. Karena ini pengalaman pertama saya ke luar negeri, maka saya bergegas mempersiapkan passport, ternyata sangat simpel untuk pengajuan passport secara online. Cukup mengupload berkas di aplikasi kemudian memilih tanggal kedatangan ke kantor imigrasi. Saya datang ke kantor imigrasi Semarang, cukup singkat setelah diwawancarai terkait maksud dan tujuan pembuatan passport, petugas langsung mengambil pas foto.
Bimtek Satellite Developing |
Awalnya saya kira perjalanan ke Thailand ini sekadar gathering para penggiat amatir radio, ternyata lebih dari itu. Saya ditugaskan menjadi delegasi Indonesia untuk pertemuan YOTA atau Youngster On The Air se Asia Pasifik. Lebih tepatnya pertemuan amatir radio muda IARU region 3. Sedikit cerita, IARU atau International Amateur Radio Union merupakan wadah internasional penggiat amatir radio di seluruh dunia yang berada di bawah langsung ITU (International Telecommunication Union) yang merupakan bagian dari UN (United Nations) atau yang kita kenal PBB.
ITU merupakan regulator semua alokasi frekuensi radio di seluruh dunia, kenapa mesti diregulasi secara internasional? Bayangkan saja jika antar negara memiliki kebijakan masing-masing terkait frekuensi radio, semisal frekuensi TV Indonesia di 580MHz, sedangkan di Malaysia 580MHz dipakai untuk komunikasi radio maritim, yang terjadi adalah siaran TV di Indonesia terganggu oleh bapak-bapak nelayan di laut Malaysia dan para nelayan tersebut mesti terganggu iklan kecap bango dari Indonesia ketika berkomunikasi melalui radio.
Belum lagi jika ternyata tabrakan frekuensi radio ini berada di jalur komunikasi penerbangan, sangat mengancam keselamatan penerbangan tentunya jika jalur komunikasi dan navigasi terganggu. Maka dari itu alokasi pita frekuensi di dunia harus diintegrasikan dan dibagi sesuai dengan fungsinya, sebab jangkauan gelombang radio tidak bisa diprediksi secara akurat, hanya bisa diukur namun beberapa anomali alam akan membuat parameter tersebut berubah.
Praktik Pembuatan Antenna Directional |
Kembali ke topik, Event di Thailand merupakan kegiatan YOTA Camp IARU Region 3, wilayah 3 ini meliputi Asia-Pasifik. Nah, singkat cerita saya bertemu dengan teman-teman penggiat amatir radio dari Jepang, Korea, Malaysia, Singapura, Srilanka, Thailand dll. Kegiatan pada YOTA Camp ini sangat menarik bagi saya, kami belajar tentang Elektronika, Fisika, Astronomi hingga teknik telekomunikasi lanjutan yang dipaparkan oleh expertise. Salah satu expertise tersebut ialah Om Wahyudi Hasbi, Kepala pusat riset teknologi satelit BRIN yang juga menjadi Chairman IARU Region 3.
Salah satu tujuan kegiatan ini adalah menggalang dan menarik minat anak muda untuk bergabung dan menekuni dunia amatir radio, mengingat hobi amatir radio merupakan hobi yang sudah sangat tua. Tercatat Organisasi radio amatir tertua di dunia adalah The Wireless Institute of Australia yang didirikan pada tahun 1910 yang terus berkembang pada era perang dunia pertama. Di Indonesia, jejak karya amatir radio yang sangat terkenal adalah radio Malabar, yang dulunya pernah menjadi tulang punggung komunikasi antara Indonesia dengan Belanda sebelum era kemerdekaan.
Sayangnya, di era telekomunikasi digital saat ini, kegiatan amatir radio sudah perlahan ditinggalkan karena dianggap kuno. Padahal amatir radio menjadi satu-satunya jalur backup telekomunikasi di situasi krisis. Sebab bisa tetap berfungsi secara independent tanpa memerlukan infrastruktur lain. Untuk itu, regenerasi dan mengenalkan dunia amatir radio menjadi sesuatu yang urgent untuk pengembangan teknologi telekomunikasi di era yang dinamis dan serba digital seperti saat ini.
Dinner |
Selama seminggu di Thailand, para peserta juga memiliki tugas dan kegiatan yang unik. Salah satunya adalah aktivasi Callsign E2YOTA, dengan callsign ini kami memanggil seluruh amatir radio di dunia untuk check-in dalam event ini. Panitia mendirikan stasiun portable yang sangat propper untuk komunikasi radio HF dan juga komunikasi satelit. Kegiatan ini berlokasi di Pattaya city. Tepatnya di ECO Resort by Tammarsart University yang memiliki area sangat luas. Kondisi ini sangat cocok untuk mendirikan stasiun radio portable dengan bentangan antenna full size yang panjangnya hampir 80 meter.
Portable Telescopik Tower untuk Stasiun HF |
Selain karena venue dan perangkat yang sangat luar biasa, saya juga merasa terkesan karena bisa bertemu langsung dengan orang-orang yang sebelumnya hanya bisa mendengarkan suaranya saja ketika komunikasi melalui radio. Di event ini saya bertemu langsung dengan teman saya Om Wanlop HS6MYW yang sering berkomunikasi melalui satelit IO-86, akhirnya bisa berjabat tangan dan mengobrol langsung hingga saya mengoperasikan stasiun miliknya di venue untuk memanggil rekan-rekan Indonesia dari Thailand via satellit.
Saya Bersama Wanlop HS6MYW di Stasiun Satelit |
Saya Bersama Bhoom E24XUR |
Saya rasa ini menjadi pengalaman yang tidak bisa terlupakan, mungkin mudah untuk kembali ke Thailand lagi di masa depan, tetapi bertemu dengan anak-anak muda yang memiliki interest dan visi yang sama untuk kemajuan dunia khususnya di bidang telekomunikasi ini adalah hal yang sulit diulang. Ohiya, untuk cerita perjalanan dan wisata kuliner selama di Thailand akan saya bahas pada artikel selanjutnya.