Kampas kopling atau
Engine Cluth adalah komponen pada kendaraan bermotor yang berfungsi untuk
menjeda putaran mesin ketika melakukan perpindahan gigi agar gear rasio tidak
terhentak ketika bergeser, semacam untuk menyingkronkan putaran mesin terhadap
transmisi. Terdapat beberapa jenis mekanisme kopling, yaitu “Wet Cluth” kopling
basah dan juga “Dry Cluth” kopling kering. Kopling basah di sini berarti kampas
kopling bekerja dalam rendaman oli mesin, sedangkan kopling kering sebaliknya.
Pada umumnya, sepeda motor dengan transmisi manual memiliki mekanisme kopling basah. Sementara kopling kering lebih lumrah dipakai pada transmisi mobil, beberapa sepeda motor premium seperti Ducati menggunakan mekanisme ini. Namun sebenarnya, motor matic pun bisa dikategorikan sebagai motor kopling kering karena kampas ganda pada CVT juga berfungsi menjeda putaran mesin ke roda belakang tanpa terendam oli. Tetapi kopling matic ini tidak dikontrol dengan tuas, melainkan menggunakan gaya sentrifugal putaran mesin di CVT.
Jenis-jenis kopling inilah yang membuat oli yang kita pakai pada motor tidak bisa sembarangan, harus sesuai dengan spesifikasi pabrik agar motor kopling basah tidak mengalami selip karena oli yang “terlalu licin”. Untuk motor-motor Jepang biasanya menggunakan standar sertifikasi oli JASO – MA. Sertifikasi ini penting agar pengguna tidak salah pilih jenis oli. Terkait oli, anda bisa membacanya lebih lengkap pada artikel berikut: "Review oli Castrol Power One VS Shell AX7"
![]() |
Cluth Assy Kawasaki KX112 |
Kembali ke topik utama, saya akan memaparkan terkait pengalaman saya mengganti kampas kopling KLX 150 dengan kampas Kopling Kawasaki KX. Sejak awal dibeli pada 2016, motor ini belum pernah sama sekali diganti kampas koplingnya hingga 2024, bahkan blok kanan mesin pun belum pernah dibuka sama sekali. Selama 8 tahun KLX ini dipakai untuk touring dan commuter Banjarnegara – Semarang dengan intensitas tinggi. Keputusan saya mengganti kampas kopling ini sebenarnya tidak diawali dari kerusakan atau mogok, melainkan bentuk preventif saya untuk menggantinya sebelum benar-benar selip di jalan, sebab saya sering berpergian jauh melewati jalur-jalur pedalaman, saya membutuhkan rasa aman sebab agak diluar nalar jika kampas kopling original dari Kawasaki mampu bertahan hingga 8 tahun. Ketika dibuka, kampas kopling lama sebenarnya masih 40% hanya saja celah housing sudah longgar yang membuat motor susah dinetralkan.
![]() |
Proses Pembongkaran |
Sebelum ke bengkel, saya melakukan riset terlebih dahulu terkait kampas apa yang cocok untuk upgrade. Saya mencari informasi di forum user KLX di Facebook dan berkonsultasi dengan mekanik Kawasaki yang biasa menghandle motor saya. Dari diskusi tersebut, saya putuskan untuk mengganti kampas kopling KLX 150 dengan milik KX 112.
Alasanya adalah berkaitan dengan harga dan juga durability. Kode sparepart kampas kopling KLX dan KX di katalog milik kawasaki adalah sama, yaitu 13088-1016. setelah saya beli dan bandingkan, ternyata kampas kopling KLX original lebih tebal dibanding KX original, hal ini yang membuat harga per lembar kampas kopling KX lebih murah dibanding KLX. Perlembarnya untuk KX adalah Rp.60.000, sedangkan KLX Rp.128.000. sementara KLX membutuhkan 5 lembar kampas. Sehingga jika ditotal untuk membeli yang original adalah Rp.128.000 x 5 = Rp.640.000, sedangkan untuk KX hanya Rp.60.000 x 5 = Rp.300.000. Dari harga tersebut saya lebih memilih untuk membeli kampas KX karena lebih ekonomis, Meskipun lebih tipis, kampas KX adalah kampas Racing sehingga lebih ringan dan tentu membuat putaran mesin menjadi ringan pula. Secara durability berdasarkan riset di grup Facebook, Kampas KX ini tidak kalah awet dengan kampas original KLX.
![]() |
Struktur Kopling KLX dan Kode Part |
Perlu diketahui bahwa KLX dan KX adalah tipe motor yang berbeda dengan penggunaan yang berbeda pula. KLX ada motor dual purpose yang bisa digunakan di jalan raya dan offroad ringan, sedangkan KX 112 adalah motor Trail Enduro untuk kompetisi offroad maupun untuk Trabas di jalur ekstrem. Sehingga part dari KX dikategorikan sebagai part Racing.
Pada proses penggantian ini, saya juga sedikit memodifikasi susunan kampas kopling agar responsive tanpa delay, yaitu mengganti semua 5 lembar kampas dengan ukuran yang sama. Sebab untuk kampas kopling original KLX terdapat satu lembar kampas yang memiliki desain khusus untuk “menghaluskan” gesekan. Memang ini membuat nyaman untuk berkendara, namun memiliki kelemahan yaitu terdapat delay dan membuat sulit untuk menetralkan gigi.
![]() |
Per Kopling KX/Ninja RR |
Kemudian untuk Per/Pegas kopling saya tambahkan spacer ring agar sedikit lebih keras, sebab per yang saya beli sepaket untuk KX tidak PnP. Setelah dipasang dan memastikan semua komponen pada posisinya, mekanik mulai mencobanya untuk seting kabel kopling. Dan betul saja, KLX saya menjadi sangat liar, tidak ada delay sama sekali dalam penyaluran energi dari mesin ke roda belakang.
Saya cukup kaget karena handlingnya benar-benar berbeda, KLX ini menjadi lebih galak dan terasa sangat mudah dalam memindahkan gigi, membuat saya harus beradaptasi lagi dengan handlingnya. Pada modifikasi ini, saya merekomendasikan untuk teman-teman user KLX yang ingin merasakan sensasi yang berbeda, atau unutk rekan-rekan offroader pemula yang juga menggunakan KLX. Ubahan ini saya buktikan meningkatkan torsi dan akselerasi. Namun, tentu ini semua ada yang mesti dibayar, berhubung kampas KX lebih tipis, saya yakin keawetanya tidak sama dengan yang original, yang mampu bertahan 8 tahun.