VAw4HBTsJIe15camAdLyxmr6Gko2NgDKdvrlkFP2

Ke Surabaya Cuma 50 Ribu?

 

Ke Surabaya Cuma 50 ribu? tentu saja bisa! Pada bulan Maret kemarin saya  iseng searching tiket naik kapal ferry dari Surabaya ke Lombok dengan asumsi membawa motor, sekadar survey harga. Namun setelah saya coba cari lebih dalam informasi perjalanan dari Semarang ke Surabaya, malah menemukan tiket KAI Ekonomi harga tiket 50 ribu. Saya langsung tertarik, tiket tersebut untuk kereta api Airlangga yang berangkat dari Stasiun Semarang Poncol menuju Stasiun Surabaya Pasar Turi.

Kebetulan dalam minggu tersebut saya memiliki jadwal meet up dengan rekan amatir radio di Surabaya, dengan segera saya mengajak rekan saya Bayu untuk menemani trip singkat ke Surabaya. Ia berkenan dan saya bergegas memesan dua Tiket melalui aplikasi KAI Access. Setelah melakukan payment untuk dua orang, keesokan harinya saya bersiap-siap.

Sesampainya di Stasiun, saya langsung melakukan printing ticket dan masuk ke peron dengan pengecekan tiket. Kereta berangkat dari Stasiun Semarang Poncol pada 18.22 WIB. Kereta Airlangga Ekonomi ini sebenarnya kereta jarak jauh yang berangkat dari Stasiun Pasar Senen Jakarta menuju stasiun akhir Surabaya Pasar Turi. Sehingga ketika kami naik, beberapa seat sudah berisi penumpang dari Jakarta yang sudah menempuh perjalanan selama setengah hari.

Konfigurasi Seat yang ada pada kereta Airlangga yaitu seat 3-2 dengan posisi saling berhadapan, khas kereta ekonomi dengan seat tegak 90 derajat. Beruntungnya kami mendapat posisi kursi yang searah dengan laju kereta sehingga lebih nyaman, jika teman-teman bertanya kenapa seat kereta dibuat berhadap-hadapan? Tentu saja karena gerbong kereta dibuat Headless atau tanpa konfigurasi depan belakang. Hal tersebut memudahkan kereta ketika bergerak ke arah yang berlawanan, sehingga tidak perlu memutar balik untuk memosisikan arah gerbong.


Entah kenapa perasaan ketika naik kereta selalu berbeda dengan mode transportasi lain, feels ketika menunggu dan berjalan di Stasiun selalu memiliki memori tersendiri, meskipun hal tersebut sering dilakukan. Suasana perjalanan dengan view lampu-lampu kilang minyak di sekitaran Cepu hingga Bojonegero sangat memanjakan mata. Perjalanan ini merupakan kali pertama bagi rekan saya Bayu menaiki kereta. Tentu lebih berkesan bagi rekan saya.


Tidak terasa kereta sudah sampai di stasiun Pasar Turi Surabaya, sebelumnya kami sudah memesan penginapan semacam dormitory, namu lokasinya berada di dekat stasiun Gubeng. Kami turun dari kereta sekitar jam 11 malam, asumsi kami ingin berjalan-jalan sebentar sebelum ke penginapan sekadar untuk mencari makan malam. Namun kami kurang beruntung, setelah kami berjalan ke arah lapangan Tugu Pahlawan, ternyata  food court  di sekitar Tugu Pahlawan sudah tutup semua. Suasana benar-benar sepi padahal baru jam 11 malam. Lumayan terheran saya dan bayu ketika mengetahui kondisi jalanan yang sangat lengah dan food court yang sudah tutup semua.

Akhirnya kami putuskan untuk langsung menuju ke penginapan, kami memesan grab car dan sekaligus memesan nasgor random via shopee food. Setelah kami cek in dan memosisikan diri, nasi goreng kami datang.


Kami tidak berharap lebih dengan dormitory ini, namun bagi saya ini sudah cukup untuk sekadar singgah. Tempatnya tidur dan toilet cukup bersih meskipun untuk sharing. Yang mengganjal hanya satu, agak kecewa dengan breakfast yang disediakan, memang salah saya terlalu berekspektasi pada saat memesan tertera Include breakfast. Ternyata sarapan yang disediakan sekadar roti tawar, meisis dan margarin. Tapi mengingat harganya yang tidak seberapa jadi kami memakluminya.


Pagi harinya kami check out dan langsung berburu sarapan di sekitar stasiun Gubeng, ketemulah kami dengan penjual Sate Klopo di depan stasiun Gubeng. Satu porsi sate hanya 15 ribu include nasi. Potongan dagingnya besar-besar dan juga dagingnya sangat juicy, wah rekomended pokoknya, jika berkesempatan untuk ke Surabaya pasti akan ke tempat ini lagi. Tempat makanya juga proper, jadi ibu penjual satenya berlapak di luar sedangkan tempat makanya di dalam food court yang bersih dan rapi.


Selesai sarapan, kami menunggu rekan yang akan menjemput. selang beberapa saat, rekan saya Om Redy yang merupakan amatir radio dengan callsign YD3RDW menjemput saya dan Bayu. Saya banyak berbincang dengan beliau di mobil membahas salah satu proyek sosial yang akan segera dieksekusi. Selain itu, kami diajak  untuk berkunjung museum kapal Selam.


Di museum kapal selam, om Redy menjelaskan A hingga Z karena beliau memang capable dengan dunia dunia teknik dan kemaritiman di Surabaya. Kemudian dilanjutkan mengelilingi jalanan kota Surabaya Hingga tidak terasa hari menjelang sore, akhirnya kami diantar ke stasiun kembali dan berpamitan. Kami menaiki kereta Arilangga kembali dan sampai di Semarang pada malam hari.


Sebenarnya masih ingin mengeksplor kota Surabaya lebih dalam, namun situasi dan kondisi yang kami rencanakan emang untuk trip 2 day 1 night. Mungkin akan lebih puas jika stay di Surabaya 3 hingga 4 hari.

Havid Adhitama
An Licenced Amateur Radio, Travel Enthusiast, Love about Nature, Sosio-Culture And Outdoor Activity.

Related Posts

Post a Comment