VAw4HBTsJIe15camAdLyxmr6Gko2NgDKdvrlkFP2

Rekomendasi Tempat Wisata Epic Di Magelang!


Sebenarnya sangat banyak sekali objek wisata di Magelang, dari yang paling terkenal yaitu candi Borobudur hingga rafting kali progo yang menantang. Namun kali ini saya akan merekomendasikan beberapa tempat wisata yang berada di pegunungan, khususnya di lereng selatan gunung Sumbing yang meliputi kecamatan Kaliangkrik dan kecamatan Kajoran Magelang.

Saya memiliki “Ritual” khusus tiap tahun, yaitu melakukan perjalanan penutup semester yang biasanya dimulai dari Banjarnegara, Pekalongan, Semarang, Solo, Yogyakarta, Magelang dan balik lagi ke Banjarnegara. Trip ini sudah saya lakukan sejak 2018 setiap memasuki libur semester, dengan rute dan orang yang sama untuk saya singgahi. Akan tetapi setiap perjalanan selalu memiliki cerita dan pengalaman yang berbeda. Sampai saya sendiri bisa melihat perkembangan pariwisata di lokasi-lokasi tersebut dari waktu ke waktu.

Dari sekian tempat tersebut, menurut saya daerah dengan perkembangan yang paling signifikan adalah Magelang! Khususnya di daerah lereng selatan gunung Sumbing yang salah satu objek wisatanya terkenal dengan julukan Nepal Van Java. Di sekitar desa Butuh “Nepal van Java” Sebenarnya terdapat beberapa tempat wisata menarik lainya, untuk itu saya akan sedikit mengekspose lokasi-lokasi tersebut. Langsung saja ke rekomendasi pertamanya:

Aerialshoot Source: IG Nepal Van Java

Nepal Van Java

Nepal Van Java merupakan julukan untuk desa Butuh Kecamatan Kaliangkrik yang memiliki struktur bangunan bersusun mengikuti kontur lereng dengan latar gunug Sumbing. Saya masih ingat betul pada 2018 desa ini masih berupa desa biasa yang penduduknya fokus pada sektor pertanian kentang dan bawang daun, kegiatan pariwisata hanya menjadi giat sekelompok orang saja untuk pengelolaan basecamp pendakian gunung Sumbing via Butuh Kaliangkrik. Hingga akhirnya media mengangkat keunikan struktur bangunan tempat tinggal warga di desa ini. Jika tidak salah, foto yang viral pertama kali di media adalah foto aerial drone milik jurnalis Metro TV Wildan Indrawan. Foto tersebut diunggah dan dikomparasikan dengan struktur bangunan warna-warni di Nepal.

Suasana Desa Butuh di Malam Hari
Hingga akhirnya keunikan struktur tersebut mendatangkan daya tarik wisatawan, warga dan pemerintah desa mulai membentuk pokdarwis yang mengelola wisatawan yang berkunjung ke desa Butuh ini. Kini bangunan warga memiliki cat warna-warni yang menarik dan menjadi spot foto yang unik dengan latar gunung Sumbing.

Untuk wisatawan yang berkunjung ke desa ini disediakan tempat parkir khusus, untuk menuju ke spot paling puncak atau sekadar ngopi di basecamp pendakian teman-teman bisa berjalan kaki sembari menyusuri jalanan terjal yang menjadi akses utama warga, atau jika ingin cepat bisa menggunakan jasa ojek yang standby di lokasi. Jangan nekat membawa motor sendiri hingga ke atas, mungkin teman-teman bisa naik, akan tetapi ketika turun sangat berisiko karena tidak mengusai medan. Ditambah kondisi jalanan cor semen yang licin.

Basecamp Pendakian Sumbing via Butuh Kaliangkrik 

Warga desa Butuh sangat ramah dan terbuka dengan wisatawan, rumah-rumah di sini tidak memiliki halaman, depan rumah hanya menyisakan space yang cukup untuk dilalui sepeda motor, beberapa atap rumah yang di cor malah difungsikan sebagai jalanan karena posisnya saling bersinggungan satu sama lain, benar-benar sangat unik sekaligus ekstrim. Jika kalian ingin berkunjung ke Nepal Van Java ini, waktu yang paling tepat adalah anatara bulan Mei hingga Agustus ketika musim kemarau, di pagi hari lautan awan akan menghias horizon di arah selatan yang menghadap langsung ke laut selatan.

Kafe Griyo Butuh

Kafe ini masuk list kunjungan saya tiap kali ke desa Butuh Nepal Van Java, lokasinya di kiri jalan sebelum masuk ke desa, atau tepatnya berada di bawah lapangan parkir wisatawan. Lokasinya sangat Epic! Jika beruntung kalian dapat menikmati hamparan awan di langit biru pagi hari sembari ngopi dan menikmati snack yang disediakan.

View dari Kafe Griyo Butuh

Menu yang paling oke menurut saya di tempat ini adalah ketela gorengnya, ketela yang di goreng merekah ini gaada obat wkwk, belum nemu café yang jual ketela goreng seenak di tempat ini. kalo kopi-kopian yang disediakan beragam namun standar saja. Kafe Griyo Butuh ini buka dari pagi hingga malam. Di lokasi ini juga terdapat penginapan, namun saya kurang tau detail terkait penginapan ini.

Wisata Terasering Sitegong

lokasi ini unik bagi saya, sebab view yang mereka “Jual” adalah view kebun-kebun bawang di terasering yang terhampar luas di lereng gunung Sumbing. Akses ke wisata terasering Sitegong ini hanya berjarak sekitar 2 kilometer dari Nepal van Java, akan tetapi sudah beda kecamatan. Wisata terasering ini berada di desa Sukomakmur kecamatan Kajoran.

Sayang Sekali, saat ke sini cuaca mendung

Akses menuju lokasi ini lumayan ekstrim  dan menantang, aksesnya berupa jalan kecil menanjak yang terjal. Pastikan rem motor kalian berfungsi dengan baik sebelum menuju lokasi ini sebab ketika pulang akan dihadapkan dengan turunan yang curam dan panjang. Pada saat ke lokasi, saya terjebak tidak bisa turun, sebab saya berani naik tapi ketika turun ban saya mengunci ketika di rem, saya menggunakan ban semi offroad sehingga traksi di jalanan cor semen kurang baik.

Rombongan wisatawan yang minta di foto hehe

Tiket menuju lokasi ini sangat terjangkau, hanya dikenakan biaya masuk sebesar 5000 per orang, di lokasi ini juga terdapat warung-warung yang sekaligus berfungsi sebagai gardu pandang. Tersedia mi rebus, kopi dan gorengan yang cocok dinikmati di ketinggian.

Jika Anda tertarik mengunjungi wisata di sekitar Butuh, Kaliangkrik dan perlu local guide yang siap mengantar anda ke mana saja, silakan kontak rekan saya klik di sini

Havid Adhitama
An Licenced Amateur Radio, Travel Enthusiast, Love about Nature, Sosio-Culture And Outdoor Activity.

Related Posts

Post a Comment